UNESCO PBB akhirnya memasukkan batik Indonesia dalam Daftar Representatif Budaya Tak Benda Warisan Manusia pada tanggal 30 September 2009 kemarin.
Batik menjadi satu dari 76 seni dan tradisi yang dipilih dari 27 negara. China mendominasi sebanyak 21 warisan budaya yang diakui, kebanyakan berupa kerajinan yang diwariskan dari ibu ke anak hingga beberapa generasi. Yang diakui dari batik ini adalah prosesnya yang menggunakan canting dan lilin, yang juga merupakan budaya yang diwariskan secara turun temurun, di berbagai tempat di Indonesia.
Setiap hari Jumat (2/10) United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan batik sebagai warisan budaya tak benda dunia. Bersanding dengan 75 warisan budaya dunia lainnya, batik dinilai sarat dengan teknik, simbol, dan budaya yang tidak lepas dari kehidupan masyarakat sejak lahir hingga meninggal.
Pengukuhan batik sebagai warisan dunia akan dilakukan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Di Indonesia. Sebelumnya. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri memutuskan untuk menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik. "Sebagai syukur kita, tanggal 2 Oktober kita tetapkan sebagai Hari Batik," kata Presiden dalam acara perayaan ditetapkannya batik sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO di pendopo kediamannya di Puri Cikeas, Jumat (02/10).
Presiden menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk mengenakan batik pada 2 Oktober secara serentak sebagai ungkapan syukur atas prestasi serta anugerah yang telah diraih oleh bangsa Indonesia.
Peraturan presiden untuk menetapkan hal itu, kata Yudhoyono, akan dikeluarkan kemudian. Ia menambahkan, langkah itu diambil sebagai bentuk rasa cinta kepada batik sebagai warisan budaya Indonesia yang diakui dunia. Menurutnya, pemerintah akan mengeluarkan kebijakan untuk mengembangkan batik ke depan agar lebih baik lagi.
Saat ini, Presiden menambahkan, dirinya tengah menyiapkan sebuah kejutan dengan membuat sebuah karya yang akan menggambarkan tiga warisan budaya Indonesia yang diakui dunia, yaitu batik, wayang, dan keris. "Tunggu saja tanggal mainnya," katanya.
Ke depan, Presiden mengajak seluruh komponen bangsa untuk menjaga warisan budaya dan tekun untuk mendaftarkan kembali warisan budaya lainya ke UNESCO. Indonesia kini telah menyumbang tiga warisan budayanya sebagai milik dunia, yaitu keris, wayang, dan batik. "Angklung masih dalam proses," katanya.
Menurut Yudhoyono, Indonesia tidak boleh kalah dari Tiongkok dan Jepang. Dengan keragaman budaya, adat istiadat, agama, dan suku, Presiden yakin Indonesia bisa lebih baik. "Itu seperti sumber air yang tidak pernah kering," katanya. Saat ini warisan budaya dunia didominasi oleh kebudayaan dari RRT dan Jepang.
Yudhoyono sendiri mengaku sebagai pecinta batik. Dirinya juga banyak dijadikan model berbagai macam batik dari berbagai daerah di Indonesia. "Saya harus memberi contoh," katanya.
Ia pun mengundang semua komponen masyarakat dan seniman untuk mengembangkan dan melestarikan batik. Pengembangan batik juga dinilai akan membantu perekonomian, khususnya ekonomi kecil dan menengah.
Di tanggal 2 Oktober 2009 ini, Presiden SBY menghimbau masyarakat Indonesia untuk mengenakan batik sebagai tanda kebanggaan warisan budaya kita yang diakui dunia. Beragam tempat bahkan memberikan penawaran khusus kepada mereka yang mengenakan batik saat berkunjung.
Himbauan Presiden ini disambut antusias. Batik terlihat di segala penjuru kota. Di pusat-pusat keramaian ibu kota seperti terminal, stasiun, pusat perbelanjaan, pusat perkantoran maupun di dalam bus kota dan bus Trans Jakarta, terlihat warga yang mengenakan batik berwarna warni.
Di pusat perbelanjaan Blok M, misalnya, seluruh pegawai satu toko pakaian kompak mengenakan batik berwarna coklat hari ini. Ekay, salah satu pegawai mengungkapkan, seragam batik ini merupakan inisiatif para pegawai bukan perintah pihak manajemen. “Kemarin semua pegawai berunding, hari ini kompakan pakai batik. Kan kita warga Negara Indonesia, jadi menghargai budaya Indonesia,” katanya.
Batik tidak lagi menjadi simbol budaya Jawa. Ia telah menjadi milik masyarakat Indonesia. Batik memang memiliki ciri khas dan keunikan. Motif dan coraknya yang eksotis menjadi daya tarik tersendiri. Terlebih saat ini motif batik semakin beragam mulai dari yang bernuansa tradisional maupun yang modern.
Jadi, tidak hanya orang Jawa yang suka mengenakan batik. “Batik ciri khas Indonesia, coraknya macem-macem. Warna-warni, yang baru-baru saya suka. Kalau dulu kan coraknya begitu-begitu saja, sekarang banyak coraknya,” ujar Dian, seorang pengunjung di pusat perbelanjaan Blok M yang asli Padang. Ia mengaku memakai batik minimal sekali dalam seminggu.
Gegap gempita “berbatik ria” hari ini tak pelak berimbas menggembirakan kepada para pedagang batik. “Batik menyerbu Jakarta,” seru seorang pengunjung ketika memilih-milih batik yang dipamerkan di lantai dasar Blok M Square. Pameran ramai oleh peminat batik.
Sri, salah seorang penjual batik asli pekalongan tersenyum lebar. Omzetnya meningkat
sejak seminggu sebelum hari batik nasional 2 Oktober. "Penjualan naik 50 persen sejak seminggu kemarin, lebih lebih sejak dua hari kemarin. Puncaknya sih kemarin," ucap Sri.
Pada H-1 hari batik nasional sebagian besar pedagang batik d Blok M Square menutup tokonya lebih malam dari hari biasa. "Kita buka dari jam 9 pagi sampai jam 10 malam karena pembeli masih banyak," tutur Sri. Tidak kurang dari 500 pembeli menyambangi toko Sri. "Saya minta stok lebih banyak 25 persen dari sebelumnya," kata dia.
Tidak hanya Sri, senyum lebar juga tersungging di bibir Erida, penjual batik di tempat yang sama. “Penjualan naik 50 persen. Satu hari kemarin saya 300-an batik laku,” ujar Erida.
Sejak Ribuan Tahun
Batik berasal dari bahasa Jawa "amba" yang berarti menulis dan "nitik". Kata batik sendiri meruju pada teknik pembuatan corak - menggunakan canting atau cap - dan pencelupan kain dengan menggunakan bahan perintang warna corak "malam" (wax) yang diaplikasikan di atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna.
Dalam bahasa Inggris teknik ini dikenal dengan istilah wax-resist dyeing. Jadi kain batik adalah kain yang memiliki ragam hias atau corak yang dibuat dengan canting dan cap dengan menggunakan malam sebagai bahan perintang warna. Teknik ini hanya bisa diterapkan di atas bahan yang terbuat dari serat alami seperti katun, sutra, wol dan tidak bisa diterapkan di atas kain dengan serat buatan (polyester). Kain yang pembuatan corak dan pewarnaannya tidak menggunakan teknik ini dikenal dengan kain bercorak batik - biasanya dibuat dalam skala industri dengan teknik cetak (print) - bukan kain batik.
Batik merupakan kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.
Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix.
Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.
Teknik membatik telah dikenal sejak ribuan tahun yang silam. Tidak ada keterangan sejarah yang cukup jelas tentang asal usul batik. Ada yang menduga teknik ini berasal dari bangsa Sumeria, kemudian dikembangkan di Jawa setelah dibawa oleh para pedagang India. Saat ini batik bisa ditemukan di banyak negara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, India, Sri Lanka, dan Iran. Selain di Asia, batik juga sangat populer di beberapa negara di benua Afrika. Walaupun demikian, batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik yang berasal dari Indonesia, terutama dari Jawa.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB. UNESCO menunjuk batik Indonesia sebagai mahakarya warisan budaya manusia pada 2 Oktober 2009.
Dalam cara pembuatannya yang alami, semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain seperti sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain.
Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.
Secara umum, ada 2 (dua) jenis batik, yakni batik tulis dan batik cap. Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan. Sedangkan batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
Dalam dunia IT, ada prestasi lainnya di dunia IT juga yang terkait dengan batik. Pada perhelatan ICT Award 2008 salah satu pemenangnya adalah Pixel People Project dari Bandung. Tim beranggotakan tiga orang ini mengembangkan aplikasi bermanfaat yang mereka sebut Batik. Aplikasi yang dibangun di atas platform Java ini dipakai untuk mendesain motif batik dengan menggunakan rumus matematika fractal. Motif batik yang dihasilkan memiliki keunikan dari segi visual dan gaya yang kontemporer yang mereka sebut sebagai Batik Fractal. Inovasi ini kini telah menerima penghargaan UNESCO Award of Excellence 2008. Suatu kebanggan tersendiri bagi Indonesia.
Aplikasi ini hanya membantu dalam penggalian bentuk generatif suatu motif batik. Untuk produksi batiknya sendiri, tetap dilakukan secara tradisional, dengan canting dan lilin, seperti yang kini telah mereka lakukan melalui kerja sama dengan Rumah Batik Komar Bandung, Studio Batik Hasan Bandung dan pembatik tradisional di Pekalongan.
Aplikasi yang mereka buat berbasis open source, siapapun bisa mengunduhnya. Namun sayangnya, saat ini (mungkin karena dalam proses perbaikan), aplikasi ini belum bisa diunduh dari situs mereka. AD
No comments:
Post a Comment