04 October 2009

Munas Golkar, Harapan Perubahan


Praktik politik kepartaian dalam sistem kenegaraan yang semrawut telah menyebabkan partai-partai dilanda krisis kepercayaan rakyat. Itu disebabkan partai-partai gagal atau tidak mampu menampung aspirasi rakyat, gagal merespons keadaan yang mendesak, serta tidak mampu menawarkan solusi buat masa depan.

Demokrasi kita semrawut, tak terkecuali soal pemilu. Lihat saja pemilu legislatif yang lalu. Apa dasar bagi rakyat untuk menjatuhkan pilihan? Bila alasannya memilih program partai, sudah tentu itu bohong karena dalam sistem presidensial yang dijadikan program kerja pemerintah adalah program sang calon presiden pemenang. Dalam kampanye pemilu yang lalu, partai-partai telah mengobral janji. Bukankah itu adalah pembodohan dan pembohongan publik, namun sah secara konstitusi?
Bila alasan pemilu legislatif untuk memenuhi amanat UUD, karena diamanatkan calon presiden harus diajukan oleh partai atau gabungan partai, mari kita cermati apa yang telah terjadi pada pileg yang lalu: Siapa sosok yang dicalonkan oleh masing-masing partai? Di sini terjadi kebingungan. Beberapa partai lama mencantumkan sejumlah wajah capres yang diusungnya karena tidak mau ketinggalan bagi-bagi kekuasaan. Model arisan kekuasaan itu membuat rakyat jadi tambah bingung.
Kesimpulannya, pemilu yang kita laksanakan tak ubahnya menempatkan partai-partai sebagai calo. Sebab, dasar rakyat memilih tidak ada. Program bukan, capres bukan. Artinya, rakyat menyerahkan suaranya, tanpa dasar, kepada partai, sebagai calo politik, untuk “dagang sapi” dalam mencari capres. Maka, wajar dan sah secara hukum kalau partai-partai terlibat dalam “politik uang” untuk mendapatkan harga tawar yang tertinggi dari para calon presiden. Jadi, semacam capres dagangan saja.
Munas Partai Golkar harus menjadi momentum untuk melaksanakan perubahan yang mendasar dan komprehensif. Salah satunya adalah memformat ulang sistem kenegaraan secara keseluruhan, termasuk persoalan pemilu. Perubahan tersebut tidaklah mungkin akan datang dari tatanan yang ada saat ini.
Karena itu, diperlukan tampilnya kandidat ketum Golkar yang memenuhi lima persyaratan. Yaitu, punya solusi untuk menghentikan keterpurukan. Kedua, punya “platform” atau paradigma baru untuk mengubah sistem kenegaraan dari otoriter menjadi demokrasi. Sistem yang menjamin kedaulatan rakyat tidak menjadi mainan dan dagang sapi. Ketiga, punya keberanian lebih, termasuk berani berbuat salah sekalipun untuk menghadirkan kebenaran karena selama ini terbelenggu sistem hukum yang ada.
Keempat, punya integritas pribadi yang tinggi yang telah dibuktikan melalui proses hukum nasional maupun internasional yang berlaku. Dan kelima, sosok yang tidak bermasalah atau bagian masalah yang sedang dihadapi bangsa sehingga Partai Golkar tidak terbawa dalam keruwetan masalah pribadi yang akan menghancurkan partai.

Kalla, Merubah Peta Koalisi Kebangsaan


Dipulau Dewata, Munas Golkar telah usai, kemenangan diraih Jusuf Kalla yang menjadikannya Ketua Umum. Serangan oleh para pengamat politik pun dilancarkan kepada JK tentang kekhawatiran terbukanya peluang kembali kepada model pemerintahan Orde Baru di bawah Soeharto yang jelas-jelas memakai Golkar dan militer sebagai tulang punggungnya.

Hampir 32 tahun Soeharto berhasil mengisolasi kekuatan politik lainnya, hingga dia mampu duduk dikursi Presiden RI dan menjalankan sistem ekonomi yang diputuskannya dengan mudah. Tetapi, era konsentrasi kekuatan politik di bawah kendali satu orang tampaknya sudah selesai, setidaknya saat Jusuf Kalla menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Militer dan Partai Beringin ini sudah tidak dikendalikan oleh pribadi yang sama, dan kepentingannya tidak bisa dikatakan mirip. Era reformasi 1998 benar-benar telah merubah peta perpolitikan kita.
Selain itu, Golkar tidak sendirian lagi di dalam kancah perpolitikan. Setidaknya ada dua partai besar yang akan terus memainkan peranan penting, Golkar dan PDI-P.
Hanya saja, dengan kemenangan Jusuf Kalla (JK), bisa dibaca bahwa Golkar sudah 'separuh' berkuasa di pemerintahan. Dalam posisi yang sudah diduduki sebelumnya sebagai wakil presiden, JK memiliki kesempatan untuk menarik Golkar ke dalam orbit pemerintahan.
Tak hanya itu, kemenangan JK juga telah secara drastis mengubah konstelasi pengambilan keputusan di bidang politik dimana sebelumnya, di bawah Akbar Tanjung, Golkar adalah penyangga Koalisi Kebangsaan-koalisi yang dibentuk Golkar, PDI-Perjuangan dan sejumlah partai kecil pendukungnya yang posisinya sangat berseberangan dengan pemerintah Presiden.
Di bawah JK, Golkar diduga menjadi pengawal keputusan ekonomi pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang paling depan. Ada dua alasan untuk ini. Pertama, pada tingkat perdebatan di parlemen, pemerintah tidak akan lagi menghadapi hambatan yang berarti untuk meloloskan kebijakannya. Golkar hampir dipastikan akan menjadi pendukung pemerintah dan posisinya di legislatif cukup menentukan.
Jika partai-partai menengah lainnya yang selama ini mendukung pemerintahan Yudhoyono meneruskan dukungannya, maka dukungan terhadap pemerintah akan semakin membesar.
Di sini, pemerintah Yudhoyono tidak perlu lagi membuang energi untuk bertarung pada tingkat kebijakan dengan lawan-lawan politik pemerintah. Kedua, dengan kemenangan JK jalur pengambilan keputusan di dalam bidang ekonomi sepenuhnya 'dikuasai' oleh Golkar. Indikasi ini terlihat setidaknya dari adanya dua petinggi Golkar di sini, JK dan Aburizal Bakrie. Kombinasi ini menguntungkan pemerintah Yudhoyono karena jalur pengambilan keputusannya pendek dan tampaknya tidak diperlukan 'pertarungan' sengit di sini.
Dilihat dari pendeknya jalur pengambilan keputusan, sebetulnya hal positif, apalagi jika dibandingkan dengan situasi pengambilan keputusan yang panjang, rumit, dan melelahkan karena terjadinya 'pertarungan' politik.
Dengan duduknya JK sebagai ketua umum Golkar, 'pertarungan' politik untuk suatu kebijakan ekonomi tetap terjadi, tetapi tidak akan bertele-tele. Dengan dukungan Golkar, praktis pemerintahan Yudhoyono hanya menghadapi PDI-P dan beberapa partai lainnya yang masih setia dengan Koalisi Kebangsaan, inipun jika koalisi ini masih bertahan.
Semula diduga jika Akbar Tanjung tetap memimpin Golkar, dan banyak keputusan yang harus dikonsultasikan melalui DPR, maka akan mengalami kemacetan.
Satu-satunya pilihan yang akan ditempuh oleh Presiden Yudhoyono adalah mengeluarkan terus menerus perpu atau dekrit. Hal ini sangat dimungkinkan, karena Presiden Yudhoyono akan berhadapan dengan dua partai politik besar, Golkar dan PDI-P, dan kemungkinannya untuk bisa memenangkan pertarungan politik amat kecil. Maka satu-satunya jalan yang tersedia adalah mengeluarkan perpu atau kewenangan lainnya yang diberikan oleh hukum kepada presiden.
Dengan 'berpalingnya' Golkar dari oposisi menjadi pendukung pemerintah, keseimbangan baru jelas lebih terasa. Presiden Yudhoyono dan Golkar, karena adanya JK bersama-sama berkuasa. Setidaknya, Golkar telah lebih banyak memberikan dukungan kepada pemerintah, walaupun tidak sepenuhnya berkuasa, dan tampaknya sulit untuk mengambil peranan sebagai oposisi. Kesulitan ini disebabkan adanya faktor JK yang tak akan mungkin menentang kebijakan yang dikeluarkannya sendiri.
Dengan berpindahnya Golkar kepada pemerintah, dan peluangnya untuk memainkan peranan sebagai pendukung pemerintah amat besar, maka Presiden Yudhoyono berhadap dengan partai besar lainnya, PDI-P. Situasi ini jauh lebih sehat jika dibandingkan dengan kuatnya Koalisi Kebangsaan yang digagas Akbar. Presiden Yudhoyono bisa memainkan dua kartu, yakni Golkar dan popularitas pribadinya sebagai presiden yang dipilih langsung oleh rakyat.
Sinergi keduanya akan saling melengkapi, Golkar memang tidak memiliki presiden, tetapi Presiden Yudhoyono yang saat itu tidak memiliki mesin politik handal tidak mampu mendukung kebijakannya. Melalui pemilu 2004, partai Demokrat yang mendukung kebijakan SBY tidak sebesar hasil pemilu 2009. AD

GOLKAR AKBAR TETAP BERKIBAR


Golkar dalam era Orde Baru telah berhasil membangun kelembagaan politik yang kuat, tercermin dalam jaringan kesisteman dan organisasi yang mencakup seluruh wilayah Indonesia. Golkar yang berdiri 20 Oktober 1964, kemudian memposisikan sebagai kekuatan politik alternatif dari sistem kepartaian yang bersifat sektarian pada awal-awal Orde Baru.

Dalam perkembangannya selama era Orde Baru, Golkar sering menjadi kepanjangan tangan rezim yang berkuasa, sehingga selalu mendapatkan kemenangan pada setiap pemilu. Sekalipun demikian, Golkar bukan merupakan partai yang memerintah, tetapi partainya orang-orang yang berkuasa.
Menurut salah satu pentolan Golkar Ir Akbar Tanjung, ketika terjadi reformasi dan perubahan politik, Golkar dianggap paling bertanggungjawab atas berbagai keterpurukan yang dihadapi bangsa Indonesia. Golkar dihadapkan pada berbagai tekanan politik yang sangat keras dari berbagai kelompok masyarakat dan kekuatan politik, yang bermuara pada tuntutan pembubaran Golkar.
Seiring dengan bergulirnya era reformasi, berbagai hak istimewa yang dimiliki Golkar selama Orde Baru juga akhirnya ditanggalkan sejalan diterapkannya sistim politik yang demokratis. Golkar tidak lagi mendapat dukungan militer dan birokrasi, yang di masa lalu menjadi jalur-jalur pendukung.
Disebutkan bahwa ibarat kapal besar yang akan tenggelam. Golkar dihadapkan pada masalah hidup dan mati yang harus diperjuangkannya. Perubahan politik yang bersifat gradual, sangat menguntungkan Golkar dalam mempertahankan hidupnya. Naiknya BJ Habibie yang berasal dari Golkar, memberi kesempatan untuk melakukan konsolidasi, guna mengantisipasi kemungkinan terburuk yang dapat menghancurkan partai ini.
Relatif masih kuatnya pengaruh dan jaringan Golkar baik di pemerintahan, DPR dan MPR, maupun dalam masyarakat, menjadi modal politik penting, yang menjadi jaring pengaman bagi Golkar untuk tidak ikut jatuh bersama rezim Orde Baru yang didukungnya. Untuk dapat berperan dalam kepolitikan baru, Golkar melakukan adaptasi nilai-nilai dan restrukturisasi organisasi serta jaringan.
Nilai-nilai dan kultur menjadi sangat penting bagi kelangsungan hidup Partai Golkar, terutama dalam kaitannya dengan identitas dan kohesivitas partai ini. Oleh karenanya, Partai Golkar tetap mempertahankan nilai-nilai dasar yang menjadi jatidiri Golkar selama Orde Baru.
Memasuki era reformasi, Partai Golkar menyadari adanya kelemahan-kelemahan selama Orde Baru, yaitu tidak mandiri, non-demokratis dan patron-client. Untuk itu, Partai Golkar melakukan berbagai perubahan dengan menerapkan nilai-nilai baru yang demokratis, mandiri, berakar dan responsive terhadap aspirasi rakyat, langkah inilah yang kemudian disebut dengan Paradigma Baru Partai Golkar.
Dengan demikian, meskipun ada perubahan namun jatidiri partai ini tetap dipertahankan sehingga Partai Golkar tetap mendapat dukungan dari masyarakat dalam pemilu.
Dalam pergolakan politik era reformasi, kasus Partai Golkar menunjukkan partai ini mampu beradaptasi dengan lingkungan politik yang sedang mengalami proses transisi menuju demokrasi, sebab sejak awal Golkar memposisikan diri sebagai kekuatan politik yang terbuka dan tidak menganut ideologi politik ekstrim baik kiri atau kanan, atau dapat juga disebut sebagai Partai Tengah.
Sikap politik yang moderat dan terbuka tersebut membuat Partai Golkar dapat fleksibel menyesuaikan diri terhadap perubahan yang sedang berlangsung. Implikasinya adalah bahwa bilamana situasi politik tersebut dialami partai-partai politik yang menganut paham sektarian serta tertutup, maka akan sulit bagi partai tersebut untuk melakukan adaptasi terhadap lingkungan politik baru yang terbuka dan plural, karena mengharuskan partai-partai tersebut untuk merubah pahamnya secara drastis. AD















Akbar, Jadikan Golkar Lebih Berkibar
Jika kita bicara keberhasilan Golkar pada pemilu 1999, sebuah pemilu awal dalam era reformasi, maka kita tidak bisa lepas dari peran Ketua Umumnya saat itu, Akbar Tandjung.
Tak hanya berhasil menyelamatkan Golkar dari kehancuran, saking cintanya pada Golkar, dalam pendidikan doktoralnya, Akbar telah selesai menyusun disertasi berjudul ''Partai Golkar dalam Pergolakan Politik Era Reformasi Tantangan dan Respons''.
Disertasi tersebut pada hari Sabtu (1/9) telah dipertahankan di hadapan tim penguji di Sekolah Pascasarjana UGM, sebagai syarat meraih predikat doktor dalam ilmu politik. Saat itu, menurut Ketua Tim Promotornya, Prof Dr Ichlasul Amal, Akbar Tandjung menggarap disertasinya setebal 364 halaman yang terbagi dalam 7 bab. Selain Prof Ihclasul Amal, dosen penguji lainnya adalah Prof Dr Mohammad Mochtar Mas'oed MA (Dekan Fisipol UGM) dan Prof Dr Burhan Magenda. Akbar tercatat sebagai mahasiswa tingkat doktoral UGM sejak tahun 2005, dengan nomor induk mahasiswa 05/1616/PS.
Dikatakan oleh Prof Ichlasul Amal, disertasi Akbar yang meneliti soal Partai Golkar, cukup menarik. Karena selama ini penelitian tentang Golkar hanya dilakukan orang dari luar Partai Golkar, namun kali ini dilakukan sosok yang pernah menjadi pucuk pimpinan Golkar itu sendiri.
Disertasi Akbar merupakan hal baru, karena penelitian tentang Golkar dilakukan oleh orang dalam sendiri. Apalagi dalam disertasi tersebut, banyak hal yang selama ini tidak terungkap, menjadi lebih jelas terungkap.
Disebutkan bahwa dalam penyusunan disertasi itu ada sesuatu yang unik, karena Akbar terkadang menulis tentang dirinya sendiri, terutama saat yang bersangkutan masih aktif di Partai Golkar. Selain itu, Akbar juga harus mengadakan wawancara dengan para tokoh Golkar yang dahulu menjadi anak buahnya. Poin menarik lainnya yang terungkap dalam disertasi itu antara lain tetap eksisnya Partai Golkar, bahkan berkembang, meski dikecam banyak pihak saat awal era reformasi. Hal itu disebabkan karena Partai Golkar tidak punya afiliasi dengan kelompok primordial, seperti partai politik lain.
Dalam disertasi Akbar ini, juga diungkapkan bahwa Golkar adalah Parpol yang tidak terikat pada figur tertentu, tetapi lebih menekankan pada institusi building. Sekalipun awalnya Golkar sangat dipengaruhi sosok Soeharto, namun figur Soeharto ternyata tidak signifikan, terlebih setelah era reformasi.

GOLKAR DALAM TOREHAN SEJARAH

Beringin kuning, yah itulah imej yang melekat dalam sebuah organisasi politik, Partai Golkar. Berdirinya partai ini melalui proses yang panjang dalam pusaran ketidak stabilan sosial.
Bermula dari Sekretariat Bersama Golongan Karya, atau yang bernama Sekber Golkar, tepatnya didirikan pada tanggal 20 Oktober 1964. Sekber Golkar merupakan perhimpunan dari 97 organisasi fungsional non-politik yang anggotanya terus berkembang hingga mencapai 220 organisasi. Setelah melalui tahap Rakernas I pada bulan Desember 1965 dan Rakernas II pada bulan Nopember 1967, organisasi-organisasi tersebut dikelompokkan menjadi 7 Kelompok Induk Organisasi (KINO) seperti KOSGORO, SOKSI, MKGR, Kino Profesi, Kino Ormas Hankam, GAKARI, serta Kino Gerakan Pembangunan.
Pada tanggal 4 Februari 1970, gabungan 7 kino tersebut memantapkan diri untuk menjadi peserta pemilu 1971. Pada tanggal 17 Juli 1971, musyawarah Sekber Golkar mengubah nama menjadi Golongan Karya (Golkar) sebagai nama peserta pemilu yang dikukuhkan melalui MUNAS I di Surabaya pada tanggal 4 hingga 10 September 1973. Dengan dukungan penguasa, Golkar berhasil menjadi pemenang pemilu dari mulai pemilu pada tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992 hingga 1997.
Memasuki Gerakan Reformasi pada tahun 1998 yang dimotori oleh mahasiswa, dimana terjadi peralihan kekuasaan dari Presiden Soeharto kepada B.J Habibie, maka diadakanlah pembaharuan beberapa undang-undang di bidang politik dengan ditetapkan undang-undang yang baru tentang Partai Politik, Pemilihan Umum, dan Susunan dan Kedudukan ke MPR, DPR, dan DPRD.
Untuk menyesuaikan dengan ketentuan baru peraturan perundang-undangan tersebut, maka pada tanggal 7 Maret 1999 dilaksanakn Deklarasi Partai Golongan Karya. Sejak saat itu, secara resmi GOLKAR menegaskan diri menjadi partai politik dalam posisi yang sejajar serta mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan partai politik yang lain.
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai Golkar yang baru sudah ditetapkan dalam MUNAS Luar Biasa pada tanggal 9 hingga 11 Juli 1998 bersamaan dengan penetapan berbagai hasil Munas Luar Biasa. Langkah ini kiranya sebagai manifestasi pembaharuan dalam tubuh Golkar untuk tampil sesuai dengan tuntutan dan semangat reformasi.
Berdasarkan hasil Munas Luar Biasa tersebut, DPP Partai Golkar menegaskan adanya Paradigma Baru Partai Golongan Karya yang berintikan misi, visi dan plat form perjuangan partai Golkar dalam era reformasi. Partai Golongan Karya dalam paradigma baru ini dibingkai sebagai Golkar Baru, pada prinsipnya mengedepankan tema pokok perjuangannya dengan semboyan Golkar Baru, Bersatu Untuk Maju.
Seiring dengan arus reformasi, pada tanggal 7 Maret 1999, Golkar resmi menjadi Partai Golkar dengan AD/ART baru yang disusun pada tanggal 9 hingga 11 Juli 1998. Setelah reformasi, Golkar berhasil menjadi pemenang pada Pemilu 2004 dan Runner Up pada pemilu 1999 dan 2009.
Platform Partai Golkar
Dengan paradigm baru partai Golkar dalam era reformasi, GOLKAR tetap kukuh pada perjuangannya. Platform ini membedakan Partai GOLKAR dengan organisasi kekuatan sosial politik atau partai politik lainnya. Platform yang merupakan sikap dasar GOLKAR ini merupakan kristalisasi dari pemahaman, pengalaman dan kesadaran sejarah GOLKAR dalam membangun bangsa pada masa depan.
GOLKAR berpijak pada landasan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam pemahaman ini Golkar baru menolak gagasan negara federal dan setuju dilakukannya pengurangan terhadap kecenderungan sentralisme dalam pengelolaan negara dengan memberikan otonomi yang luas kepada daerah.
Dengan wawasan kebangsaan yang dimilikinya, dalam tubuh partai Golkar terdapat suatu cara pandang yang dapat mengatasi paham golongan dan kelompok baik atas dasar suku, etnis, agama, bahasa , aliran, maupun atas dasar kebudayaan. Dengan wawasan ini, maka semua potensi bangsa mendapat kesempatan yang sama untuk dapat berkembang secara optimal, sehingga kelompok minoritas sekalipun akan merasa seperti berada dalam rumahnya sendiri. Potensi-potensi ini bahkan kemudian harus dihimpun sehingga menjadi kekuatan yang besar.
GOLKAR merupakan partai pluralis yang menampung kemajemukan bangsa Indonesia. GOLKAR melihat kemajemukan adalah anugerah Tuhan yang membentuk desain ke-Indonesia-an yang sangat indah dan mempesona dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Komitmen ini tetap dipertahankan oleh GOLKAR sepanjang masa, sebab komitmen pada keterbukaan dan kemajemukan merupakan komitmen pada identitas ke-Indonesia-an. Dengan demikian, maka GOLKAR tidak sependapat dengan pembagian masyarakat berdasarkan sifat primordial dan sektarian. Dengan sikap yang non-aliran dan non-sektarian, GOLKAR mengembangkan perspektif fungsi sehingga pendekatan yang dilakukan adalah berorientasi pada program, bukan berorientasi ideology.
GOLKAR memiliki komitmen yang tinggi pada demokrasi. Demokrasi yang hendak dibangun adalah Demokrasi Indonesia, yaitu demokrasi yang dilandaskan pada prinsip dan nilai-nilai Pancasila. Golkar Baru menjunjung tinggi demokrasi dan kebebasan yang memperkokoh dan memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Tak hanya itu, GOLKAR juga merupakan partai yang berjuang untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagai upaya mewujudkan salah satu tujuan nasional. Peningkaran kesejahteraan itu diwujudkan antara lain dengan meningkatkan taraf hidup dan kecerdasan rakyat secara menyeluruh. Dengan sikap ini GOLKAR mempertegas keberpihakannya kepada rakyat.
Sebagai partai yang terbuka, GOLKAR sangat berkomitmen pada penegakan hukum, keadilan dan hak-hak asasi manusia. Sebagai partai politik yang hidup di negara yang berdasarkan hukum, maka Golkar senantiasa mengupayakan terwujudnya supremasi hukum di segala bidang. Komitment ada penegakan hukum, keadilan, dan hak-hak asasi manusia ditempatkan sebagai pilar utama dalam rangka mewujudkan pemerintahan dan tata kehidupan bernegara yang demokratis, konstitusional dan berdasarkan hukum.
Dari sisi religiusitasnya, GOLKAR merupakan partai yang senantiasa mendasarkan gerak langkahnya pada nilai-nilai etika dan moralitas berdasarkan ajaran agama. Etika dan moralitas merupakan saripati agama dan buah dari keberagamaan itu sendiri. Dengan komitmen ini, GOLKAR menempatkan keimanan dan ketakwaan sebagai salah satu asas pembangunan.
GOLKAR adalah Partai yang dalam setiap gerak langkahnya senantiasa berpijak pada wawasan pembaharuan dan pembangunan yang telah menjadi sikap dasar GOLKAR sejak kelahirannya, bahkan menjadi salah satu butir dari nilai-nilai dasar GOLKAR seperti tercantum dalam Ikrar Panca Bhakti Golongan Karya. Sikap dasar ini membawa GOLKAR senantiasa mendorong gerakan reformasi secara menyeluruh yang dilangsungkan secara gradual , inkremental, dan konstitusional.
Dalam perkembangannya, dari 7 pilar utama Golkar, ada tiga organisasi penopang utama partai Golkar, seperti misalnya MKGR, Kosgoro, dan Soksi. Kosgoro merupakan singkatan dari Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong. Didirikan pada 10 November 1957 dengan tujuan untuk memperbaiki perekonomian dan kesejahteraan para pejuang dari eksponen TRIP (Tentara Republik Indonesia Pelajar) yang berpusat di Jawa Timur. Pendirian digagas oleh Mas Isman, Komandan TRIP Jatim. Para pelajar dari TRIP telah ikut berjuang bersama-sama arek Soeroboyo menentang sekutu yang masuk dari Pelabuhan Perak Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945 dipimpin Jenderal Mallaby. TRIP juga berperan dalam peristiwa pahlawan 10 November 1945. Selama revolusi, TRIP telah kehilangan 38 anggotanya yang gugur. Pasca revolusi, para pelajar yang tergabung dalam TRIP berpencar, ada yang menjadi guru, pengusaha. Mas Isman komandan TRIP Jatim masuk AD, Mayjen Pol Hartawan masuk kepolisian.
Setelah dua tahun berdiri, anggota Kosgoro tidak terbatas eks TRIP, tapi juga diikuti masyarakat luas. Pada era Orba, Kosgoro berubah dari koperasi menjadi orsospol. Setelah reformasi, melalui Mubes VIII di Semarang, 2000, Kosgoro menjadi ormas indipenden yang tidak terafiliasi parpol.
Sementara itu, SOKSI merupakan singkatan dari Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia. Kelahiran SOKSI bermula dari pendirian Badan Nasionalisasi (BANAS) oleh pemerintah pada tahun 1957 untuk menasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda dengan ketua Mayjen D. Suprayogi Sekretaris Kapten TNI AD Suhardiman. Sekretaris BANAS, Suhardiman kemudian mengusulkan pembentukan PERSATUAN KARYAWAN PERUSAHAAN NEGARA (PKPN) dari hasil kajiannya atas permasalahan bangsa 1957-1960 dari ide Manusia Karya sebagai perwujudan Manusia Indonesia Baru yang disampaikannya kepada Ketua BANAS. Dengan konsep tersebut, akan dapat mengimbangi dan menandingi PKI beserta jajarannya.
Pada tanggal 20 Mei 1960, Ketua Harian BANAS menyampaikan ide dasar tentang karyawan, atau manusia karya swadiri (karyawan swadiri) yang diusulkan Suhardiman kedalam sidang kabinet. sekaligus persiapan pendirian PKPN. Tanggal tersebut diperingati sebagai tanggal kelahiran SOKSI. Pertengahan 1961, rapat pleno pimpinan PKPN memutuskan mendirikan Badan Koordinasi Pusat PKPN dengan Ketua Umum Suhardiman dan Sekretaris Adolf Rahman.
21 September 1962 Mukernas I BKPPKPN di Palembang gagal menghasilkan nama karena BKPPKPN tidak mencerminkan ciri dan misi yang jelas. Suhardiman mengusulkan nama SOKSI (Sentral Organisasi Karyawan Sosialis Indonesia). MUBES I BKPPKPN pada tanggal 17 hingga 22 Desember 1967 melegitimasi nama SOKSI. Sejak 1962, organisasi sayap SOKSI didirikan dengan kontra nama onderbow PKI - LEKRI , LEKRA, GERWASI, GERWANI, RTI, BTI, PELMASI dan sebagainya. Pada tanggal 23 Maret 1963 dilahirkan Doktrin KARYAWANISME. AD

Harga Semen Lebih Mahal Dari Emas

Harga satu sak semen pada dasarnya tidak mahal. Dari pabrik dikeluarkan dengan harga Rp30 ribu per sak. Di tingkat toko pengecer dijual Rp70 ribu/sak semen. Namun di Provinsi Papua harga 8 sak semen setara dengan harga satu unit sepeda motor baru di Jakarta.
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengaku terperangah setelah mengetahui harga semen di Papua mencapai Rp 1,8 juta per saknya, harga ini jika dihitung jauh lebih mahal dari harga emas.
“Kami benar-benar terperangah, ketika mendengar paparan harga satu sak semen di Papua bisa mencapai Rp1,8 juta per sak. Harga ini sungguh tidak wajar. Kurang bisa diterima secara nalar,” kata anggota KPPU Ahmad Ramadhan Siregar saat bekunjung ke kantor Cenderawasih Pos, Kamis (1/10) malam.
Meski begitu, Ahmad Ramadhan belum berani menyimpulkan mengapa harga semen di Papua bisa semahal itu. “Kita belum mengetahui, di mana unsur monopolinya. Apakah di sektor penjualannya, atau di sektor transportasi,” ujarnya.
Seperti diketahui, harga semen dari Pabrik dilepas pada kisaran harga Rp30 ribu hingga Rp35 ribu. Sedangkan di pasaran, pada kisaran harga Rp70 ribu per sak.
Karena itu, KPPU akan mempelajari secara detil dan akan terjun langsung ke lapangan, untuk melihat langsung bagaimana distribusi semen sehingga harganya bisa melangit itu. Dari hasil tinjauan sementara, KPPU mendapat keterangan bahwa persoalan yang melambungkan harga semen adalah masalah transportasi.
“Persoalan hingga membuat harga semen melambung adalah faktor transportasi. Karenanya kami akan mengecek juga, mengapa hanya ada satu maskapai penerbangan yang melayani daerah atau kabupaten tertentu, ini sudah menyalahi,” beber Ahmad yang mengaku telah mendapat laporan lebih dalam.
Dalam catatan Medium, kondisi geografis Papua yang didominasi morfologi pegunungan berlereng curam dengan ketinggian rata-rata di atas 1000 meter memang sulit untuk memungkinkan distribusi semen dapat menjangkau wilayah sana dalam harga yang murah, mengingat kemasannya yang sangat berat.
Satu-satunya moda transportasi yang cocok untuk dapat menjangkau seluruh wilayah Papua adalah angkutan udara. Moda transportai yang cocok digunakan disana adalah menggunakan pesawat terbang ber-performa “Short Take Off and Landing” (STOL).
“Selain kondisi geografis yang cukup ekstrim, faktor cuaca yang sangat tidak menentu dan sering tidak ramah di Papua lebih cocok untuk pesawat yang berkualifikasi STOL,” kata Praktisi Industri Penerbangan, Satya Graha Utama di Jayapura,Sabtu.
Kebutuhan pesawat ber-perfoma “STOL” juga dipengaruhi kondisi landasan pacu di daerah pedalaman yang sebagian besar memiliki lintasan pendek dengan fasilitas yang masih minim.
Kualifikasi “STOL” memungkinkan pesawat dapat tinggal landas dan mendarat pada landasan pacu yang pendek serta dalam kondisi landasan yang tidak terlalu rata.
Pesawat ber-performa STOL yang sudah umum diterbangkan di daerah pedalaman Papua diantaranya, Twin Otter, Cessnea Caravan dan Pilatus Porter.
Kondisi infra struktur yang minimalis ditambah dan belum tersedianya akses transportasi darat di daerah pedalaman Papua disebabkan lambatnya pembangunan karena kendala geografis yang cukup berat. Menurut Satya, agar roda pembangunan di Tanah Papua dapat berputar lebih baik dengan menggunakan transportasi udara, pemerintah daerah seharusnya melakukan penguatan kapasitas “airstrip” atau lapangan terbang perintis, terutama pada titik-titik pengangkutan logistik di daerah pedalaman.
“Penguatan kapasitas ini berupa pengerasan dan memperpanjang landasan pacu serta melengkapi fasilitas pendukung di sekitar lapangan terbang,” tandasnya.
Luas keseluruhan Pulau Papua mencapai 410.660 kilometer persegi atau 21 persen dari luas wilayah Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 2,3 juta jiwa. Dimana lebih dari 50 persen penduduk Papua mendiami daerah pedalaman.
Saat ini terdapat sekitar 280 lapangan terbang perintis yang dapat digunakan untuk mendukung transportasi udara di Papua./antastikan tidak terjadi kartel.
Terkait mahalnya harga semen di Papua ini, Ahmad Ramadhan berencana akan memanggil sejumlah Bupati di Papua untuk dimintai keterangan soal ini. “Bupatinya akan kami panggil ke Jakarta,” kata Ahmad.
Menurut Ahmad, apa yang terjadi di Papua hampir tidak pernah terjadi di sistem perekonomian internasional, karena kendala geografis membuat harga transportasi pengiriman lebih besar sampai 60 kali lipat dibanding harga komoditi itu sendiri. “Masyarakat Papua akhirnya membayar ongkos kemahalan, bukan pada barangnya tetapi bagaimana mendapatkan barang itu,” katanya.
Sebelumnya KPPU tidak hanya mengecek soal harga semen di Papua tetapi juga beberapa produk semen lain seperti Semen Padang, Semen Tonas, Semen Hoclim. AD

Merajut Kehangatan Indonesia-Brasil


Hubungan bilateral antara Indonesia dan Brasil secara umum berlangsung baik dan kini semakin hangat. Disamping adanya kesamaan wilayah yang luas dan jumlah penduduk yang banyak, kedua negara memiliki kesamaan pandangan dalam berbagai isu regional dan multilateral, usaha penegakan demokrasi dan HAM. Selain itu, pemerintah kedua negara juga sedang melakukan reformasi di berbagai bidang dan oleh karena itu kedua negara saling memahami tantangan yang dihadapi masing-masing dalam proses reformasi tersebut.

Menurut keterangan resmi dari pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia di Brasil, sebagaimana didapat Medium pada akhir September 2009, Brasil menilai Indonesia sebagai negara yang memiliki peranan penting bagi stabilitas di kawasan Asia Tenggara dan kawasan Asia Pasifik. Sejalan dengan politik luar negeri yang tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain. Pemerintah Brasil mendukung integritas wilayah NKRI dan langkah-langkah memajukan HAM dan demokrasi. Sampai sekarang Pemerintah mencampuri urusan dalam negeri Indonesia. Sebaliknya Indonesia melihat Brasil sebagai negara yang memiliki peran politik dan ekonomi yang besar di kawasan Amerika Selatan merupakan mitra kerja dalam berbagai forum kerjasama.

Terdapat keinginan kuat dari kedua negara untuk terus berupaya meningkatkan hubungan kerjasamanya di berbagai bidang. Hal ini dapat dilihat dari antara lain kegiatan saling kunjung antara kepala negara, pejabat, anggota parlemen, pelaku ekonomi, dan masyarakat kedua negara. Pada bulan September 2000, Presiden RI, Abdurrahman Wahid telah melakukan kunjungan ke Brasil dan bertemu dengan Presiden Brasil guna membicarakan masalah-masalah bilateral, regional dan multilateral menyangkut perhatian dan ke[entingan kedua negara. Sementara dari pihak Brasil, Presiden Fernando Henrique Cardoso pada bulan Januari 2001 telah melakukan kunjungan resmi ke Indonesia.

Kunjungan Presiden Cardoso ke Indonesia ini selain merupakan kunjungan balasan juga adalah kunjungan pertama kali yang dilakukan oleh Presiden Brasil ke Indonesia sejak kedua negara menjalin hubungan diplomatik pada tahun 1953. Kunjungan Presiden Luiz Inaco Lula da Silva ke Indonesia pada tanggal 12 Juli 2008, menandai semakin pentingnya hubungan bilateral kedua negara.

Dalam kesempatan kunjungan tersbut, selain mengadakan pertemuan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengadakan kunjungan resmi balasan ke Brasil atas undangan Presiden Lula pada 18-20 Nopember 2008 sebelum menghadiri pertemuan puncak negara anggota APEC di Lima, Peru. Dalam kesempatan kunjungan tersebut kedua kepala negara telah menyaksikan penandatanganan Kemitraan Strategis Indonesia-Brasil.

Kegiatan saling kunjung antara kedua Kepala negara ini mempunyai arti penting tersendiri bagi peningkatan hubungan bilateral Indonesia-Brasil, mengingat pada tahun 2008 hubungan diplomatik Indonesia-Brasil akan memasuki usia 55 tahun. Kegiatan saling kunjung tersebut berdampak sangat positif bagi peningkatan kerjasama Indonesia-Brasil baik dalam forum multilateral maupun bilateral yang pada akhirnya akan mendorong serta meningkatkan kerjasama kedua negara yang saling menguntungkan di berbagai bidang khususnya ekonomi, perdagangan, investasi, pariwisata, ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk promosi citra Indonesia di Brasil.
Penataan Ruang Nan Cantik
Brasil yang berbentuk Republik Federal, adalah negara paling besar dan paling banyak penduduknya di Amerika Selatan. Negara ini merupakan negara paling timur di Benua Amerika dan berbatasan dengan Pegunungan Andes dan Samudra Atlantik. Nama Brasil diambil dari nama kayu brasil, sejenis kayu lokal. Brasil merupakan tempat pertanian ekstensif dan hutan hujan tropis. Sebagai bekas koloni Portugal, bahasa resmi Brasil adalah bahasa Portugis. Selain itu, Brazil juga sebagai penghasil kopi terbesar di dunia.

Brasil meraih kemerdekaannya dari Portugis pada 7 September 1822. Negara yang terletak di bagian tengah dan timur Amerika Selatan ini menjadi wilayah jajahan Portugis sejak 1494. Pada 1889, sistem pemerintahan Brasil berubah dari monarki menjadi republik.

Selain menarik karena Brasil merupakan negara yang paling banyak menjuarai kejuaraan Sepak Bola piala dunia. Sumber Medium menyebutkan bahwa penataan ruang di Brasil layak diacungi jempol, sangat cantik dan menarik.

Brasil terdiri dari 26 negara bagian dan 1 Distrik Federal yang terbagi dalam lima wilayah besar. Kegiatan industri terpusat di wilayah sebelah tenggara dengan 50% produksi industrial berlokasi di negara bagian Sao Paulo. Perpindahan dari timur laut ke tenggara maupun dari daerah pedalaman ke daerah perkotaan terjadi secara besar-besaran sejak tahun 1970.Akhir-akhir ini penyebaran populasi mengarah ke daerah yang berpenduduk kurang seperti daerah tengah, barat maupun utara.

Brasil dibatasi oleh laut di sebelah timur yaitu Samudra Atlantik. Negara-negara yang berbatasan darat dengan Brasil adalah Uruguay, Argentina, Paraguay, Bolivia, Peru, Kolombia, Venezuela, Guyana, Suriname dan département Guyana Perancis; seluruh negara di Amerika Selatan kecuali Ekuador dan Chili.

Di bagian utara Brasil terdapat Hutan Amazon dan semakin terbuka ke arah selatan dengan bukit-bukit dan gunung kecil. Daerah selatan merupakan pusat populasi dan agrikultur Brasil. Beberapa pegunungan terletak di pesisir Samudra Atlantik yang mencapai 2.900 meter dengan puncak tertinggi Pico da Neblina setinggi 2.994 m. Sungai-sungai yang terdapat di Brasil antara lain Sungai Amazon, Paraná, dan Iguaçu di mana terdapat Air Terjun Iguaçu.

Sejak paruh kedua abad ke-18, pemerintah Brasil telah mempertimbangkan pengalihan kedudukan pusat pemerintahan dari Rio de Janeiro ke daerah yang jauh dari jangkauan serangan dari arah laut. Konstitusi Republik pertama di tahun 1891 menetapkan lokasi baru Distrik Federal. Pada tahun 1956, setelah melakukan survei selama 8 tahun, barulah rancangan dan konstruksi ibukota baru diawali dibawah kekuasaan Presiden Juscelino Kubitschek. Daerah yang ditentukan seluas 5.814 km persegi terletak di negara bagian Goiás, 1.100 meter diatas permukaan laut dan 1.200 km jauhnya dari Rio de Janeiro.

Lúcio Costa, seorang arsitek dan perencana perkotaan terkemuka memenangkan kompetisi pembuatan rencana induk kota. Bangunan-bangunan utama pemerintahan dirancang oleh seorang arsitek Brasil yang terkenal, Oscar Niemeyer. Rancangan tata letak kota serta pilihan varietas tanaman dilakukan oleh Roberto Burle Marx. Pada tanggal 21 April 1960 Brasília secara resmi disahkan sebagai ibukota baru Brasil.

Ketika menginjakkan kaki di Brasilia, aroma kota yang tertata dan sejuk sudah terasa. Banyak apartemen yang berdiri tak lebih dari 6 (enam) lantai. Sepanjang sudut kota juga banyak tumbuh pohon mangga yang buahnya bebas boleh dipetik siapa saja.

Selain Brasilia, ada beberapa kota menarik lain di Brasil seperti misalnya Sao Paulo, Rio de Janeiro, Salvador, Belo Horizonte, Curitiba, Recife, serta Porto Alegre. Kota Sao Paulo didirikan oleh Jesuits pada tahun 1554 dan diperuntukkan bagi pemukim awal dan suku bangsa Indian yang telah mendiami area tersebut sejak awal. Sekitar tahun 1850 wilayah ini tumbuh dan berkembang berkat perkebunan kopi yang sangat produktif. Pada saat ini terdapat lebih dari 20.000 pabrik industri terkonsentrasi di kota tersebut, memperkerjakan sekitar 600.000 orang. São Paulo juga merupakan pusat finansial utama di Brasil dengan hampir 2.000 lembaga-lembaga perbankan.

Sama halnya dengan Sao Paulo, sekalipun tidak lagi menjadi ibukota Brasil, Rio de Janeiro masih merupakan kota budaya utama di negara ini. Rio de Janeiro , dengan keindahan pantai di satu sisi dan barisan pegunungan berhutan tropis disisi lainnya memberikan bentang alam yang sangat unik dengan julukan “ Kota yang Menakjubkan” (Cidade Maravilhosa). Kehidupan budaya Rio sangat intens dan beragam.

Dari segi perekonomian Rio merupakan pusat industri jasa, pusat kunci keuangan dan produsen bahan pangan, bahan bangunan, alat-alat listrik, kimia, farmasi, minuman dan tekstil. Namun kota ini sangat dikenal sebagai kota tujuan wisata utama di Brasil. Dengan pantai pasir putih seperti Copacabana dan Ipanema, keindahan lautnya yang memukau, iklim perpaduan musim panas dan musim semi yang nyaman, Rio de Janeiro adalah kota yang hidup dalam limpahan kekayaan alam dan budaya.

Kota menarik lainnya adalah, Salvador. Ibukota negara bagian Bahia ini pada awalnya merupakan pelabuhan utama pertama dan ibukota kolonial Brasil selama lebih dari dua abad. Kota ini terletak diantara bukit-bukit tropis yang menghijau dengan hamparan pantai-pantai di sepanjang teluk Todos os Santos . Salvador dibangun pada dataran bertingkat dengan bangunan-bangunan pemerintah dan rumah-rumah tinggal di bagian atas bukit-bukit, sementara benteng, dermaga dan gudang-gudang di daerah pantai. Hingga saat ini kota ini masih terbagi menjadi kota bagian atas dan kota bagian bawah.

Salvador adalah kota pelabuhan tersibuk pada tahun 1500 – 1815. Sebagian besar hasil gula yang didatangkan dari timur laut, emas dan intan yang ditambang di daerah Selatan dikirim melalui Salvador . Periode itu adalah jaman keemasan kota tersebut, dimana gereja-gereja dibangun dalam kilau dekorasi emas. Banyak dari bangunan gereja bergaya baroque dan rumah-rumah tinggal pribadi di Salvador dilestarikan sebagai bagian dari warisan leluhur Brasil. Di Salvador, lebih dari bagian manapun di negara ini, sentuhan Afrika dalam budaya Brasil sangat terasa, dari hidangan caruru, vatapá, acarajé, hingga ke upacara-upacara penghormatan kepada dewa-dewa yang dikenal sebagai candomblé dan capoeira , bentuk seni bela diri dari Afrika yang ritualistic dan unik.

Pusat kota modern Brasil pertama Belo Horizonte. Kota ini merupakan pusat distribusi dan pengolahan produk-produk dari wilayah pertanian dan pertambangan. Manufaktur utama mereka adalah baja, produk-produk baja, otomobil dan tekstil. Logam emas, mangan dan batu-batu berharga dari wilayah yang mengelilinginya diproses di kota tersebut.

Kota lainnya yang menarik adalah Curitiba yang terletak di 914 meter diatas permukaan laut. Curitiba adalah ibukota negara bagian Paraná yang maju. Sejak akhir 1800-an banyak imigran berdatangan dari Slav, Jerman dan Itali ke wilayah yang beriklim segar dan berpanorama indah ini. Kota ini memperoleh kesejahteraan perekonomiannya dari pengolahan pertanian dan peternakan di daerah pedalaman dan dari beragam hasil industrinya.

Dua kota menarik lainnya adalah Recife dan Porto Alegre. Recife dibangun sebagai kota pelabuhan di sepanjang pantai berpasir putih tropis dengan pohon-pohon nyiurnya. Kota ini adalah ibukota negara bagian Pernambuco di timur laut Brasil dan dikenal sebagai “Venice dari Brasil”, karena jalan-jalan air dan jembatan banyak menghubungkan bagian-bagian kota tersebut. Recife mengekspor sejumlah besar produk termasuk diantaranya gula, kapas dan kopi dari daerah pedalaman.

Sementara itu Porto Alegre yang merupakan ibukota negara bagian Rio Grande do Sul ini adalah kota terbesar di selatan Brasil. Kota ini didirikan pada tahun 1742 oleh imigran Azores . Sejak abad ke 19 imigran dari Jerman dan Itali telah banyak berdatangan ke daerah ini. Terletak di pertemuan lima sungai, kota ini menajdi pelabuhan penting, salah satu pusat industri utama di Brasil. Produk-produk hasil pertanian dari daerah pedalaman berupa kulit, daging kalengan dan beras diekspor dari Porto Alegre ke negara-negara tujuan sejauh sampai Afrika dan Jepang. AD

Hari Batik Nasional

UNESCO PBB akhirnya memasukkan batik Indonesia dalam Daftar Representatif Budaya Tak Benda Warisan Manusia pada tanggal 30 September 2009 kemarin.

Batik menjadi satu dari 76 seni dan tradisi yang dipilih dari 27 negara. China mendominasi sebanyak 21 warisan budaya yang diakui, kebanyakan berupa kerajinan yang diwariskan dari ibu ke anak hingga beberapa generasi. Yang diakui dari batik ini adalah prosesnya yang menggunakan canting dan lilin, yang juga merupakan budaya yang diwariskan secara turun temurun, di berbagai tempat di Indonesia.

Setiap hari Jumat (2/10) United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan batik sebagai warisan budaya tak benda dunia. Bersanding dengan 75 warisan budaya dunia lainnya, batik dinilai sarat dengan teknik, simbol, dan budaya yang tidak lepas dari kehidupan masyarakat sejak lahir hingga meninggal.

Pengukuhan batik sebagai warisan dunia akan dilakukan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Di Indonesia. Sebelumnya. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri memutuskan untuk menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik. "Sebagai syukur kita, tanggal 2 Oktober kita tetapkan sebagai Hari Batik," kata Presiden dalam acara perayaan ditetapkannya batik sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO di pendopo kediamannya di Puri Cikeas, Jumat (02/10).

Presiden menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk mengenakan batik pada 2 Oktober secara serentak sebagai ungkapan syukur atas prestasi serta anugerah yang telah diraih oleh bangsa Indonesia.

Peraturan presiden untuk menetapkan hal itu, kata Yudhoyono, akan dikeluarkan kemudian. Ia menambahkan, langkah itu diambil sebagai bentuk rasa cinta kepada batik sebagai warisan budaya Indonesia yang diakui dunia. Menurutnya, pemerintah akan mengeluarkan kebijakan untuk mengembangkan batik ke depan agar lebih baik lagi.

Saat ini, Presiden menambahkan, dirinya tengah menyiapkan sebuah kejutan dengan membuat sebuah karya yang akan menggambarkan tiga warisan budaya Indonesia yang diakui dunia, yaitu batik, wayang, dan keris. "Tunggu saja tanggal mainnya," katanya.

Ke depan, Presiden mengajak seluruh komponen bangsa untuk menjaga warisan budaya dan tekun untuk mendaftarkan kembali warisan budaya lainya ke UNESCO. Indonesia kini telah menyumbang tiga warisan budayanya sebagai milik dunia, yaitu keris, wayang, dan batik. "Angklung masih dalam proses," katanya.

Menurut Yudhoyono, Indonesia tidak boleh kalah dari Tiongkok dan Jepang. Dengan keragaman budaya, adat istiadat, agama, dan suku, Presiden yakin Indonesia bisa lebih baik. "Itu seperti sumber air yang tidak pernah kering," katanya. Saat ini warisan budaya dunia didominasi oleh kebudayaan dari RRT dan Jepang.

Yudhoyono sendiri mengaku sebagai pecinta batik. Dirinya juga banyak dijadikan model berbagai macam batik dari berbagai daerah di Indonesia. "Saya harus memberi contoh," katanya.

Ia pun mengundang semua komponen masyarakat dan seniman untuk mengembangkan dan melestarikan batik. Pengembangan batik juga dinilai akan membantu perekonomian, khususnya ekonomi kecil dan menengah.

Di tanggal 2 Oktober 2009 ini, Presiden SBY menghimbau masyarakat Indonesia untuk mengenakan batik sebagai tanda kebanggaan warisan budaya kita yang diakui dunia. Beragam tempat bahkan memberikan penawaran khusus kepada mereka yang mengenakan batik saat berkunjung.

Himbauan Presiden ini disambut antusias. Batik terlihat di segala penjuru kota. Di pusat-pusat keramaian ibu kota seperti terminal, stasiun, pusat perbelanjaan, pusat perkantoran maupun di dalam bus kota dan bus Trans Jakarta, terlihat warga yang mengenakan batik berwarna warni.

Di pusat perbelanjaan Blok M, misalnya, seluruh pegawai satu toko pakaian kompak mengenakan batik berwarna coklat hari ini. Ekay, salah satu pegawai mengungkapkan, seragam batik ini merupakan inisiatif para pegawai bukan perintah pihak manajemen. “Kemarin semua pegawai berunding, hari ini kompakan pakai batik. Kan kita warga Negara Indonesia, jadi menghargai budaya Indonesia,” katanya.

Batik tidak lagi menjadi simbol budaya Jawa. Ia telah menjadi milik masyarakat Indonesia. Batik memang memiliki ciri khas dan keunikan. Motif dan coraknya yang eksotis menjadi daya tarik tersendiri. Terlebih saat ini motif batik semakin beragam mulai dari yang bernuansa tradisional maupun yang modern.

Jadi, tidak hanya orang Jawa yang suka mengenakan batik. “Batik ciri khas Indonesia, coraknya macem-macem. Warna-warni, yang baru-baru saya suka. Kalau dulu kan coraknya begitu-begitu saja, sekarang banyak coraknya,” ujar Dian, seorang pengunjung di pusat perbelanjaan Blok M yang asli Padang. Ia mengaku memakai batik minimal sekali dalam seminggu.

Gegap gempita “berbatik ria” hari ini tak pelak berimbas menggembirakan kepada para pedagang batik. “Batik menyerbu Jakarta,” seru seorang pengunjung ketika memilih-milih batik yang dipamerkan di lantai dasar Blok M Square. Pameran ramai oleh peminat batik.

Sri, salah seorang penjual batik asli pekalongan tersenyum lebar. Omzetnya meningkat
sejak seminggu sebelum hari batik nasional 2 Oktober. "Penjualan naik 50 persen sejak seminggu kemarin, lebih lebih sejak dua hari kemarin. Puncaknya sih kemarin," ucap Sri.

Pada H-1 hari batik nasional sebagian besar pedagang batik d Blok M Square menutup tokonya lebih malam dari hari biasa. "Kita buka dari jam 9 pagi sampai jam 10 malam karena pembeli masih banyak," tutur Sri. Tidak kurang dari 500 pembeli menyambangi toko Sri. "Saya minta stok lebih banyak 25 persen dari sebelumnya," kata dia.

Tidak hanya Sri, senyum lebar juga tersungging di bibir Erida, penjual batik di tempat yang sama. “Penjualan naik 50 persen. Satu hari kemarin saya 300-an batik laku,” ujar Erida.

Sejak Ribuan Tahun

Batik berasal dari bahasa Jawa "amba" yang berarti menulis dan "nitik". Kata batik sendiri meruju pada teknik pembuatan corak - menggunakan canting atau cap - dan pencelupan kain dengan menggunakan bahan perintang warna corak "malam" (wax) yang diaplikasikan di atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna.

Dalam bahasa Inggris teknik ini dikenal dengan istilah wax-resist dyeing. Jadi kain batik adalah kain yang memiliki ragam hias atau corak yang dibuat dengan canting dan cap dengan menggunakan malam sebagai bahan perintang warna. Teknik ini hanya bisa diterapkan di atas bahan yang terbuat dari serat alami seperti katun, sutra, wol dan tidak bisa diterapkan di atas kain dengan serat buatan (polyester). Kain yang pembuatan corak dan pewarnaannya tidak menggunakan teknik ini dikenal dengan kain bercorak batik - biasanya dibuat dalam skala industri dengan teknik cetak (print) - bukan kain batik.

Batik merupakan kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.

Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix.

Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.

Teknik membatik telah dikenal sejak ribuan tahun yang silam. Tidak ada keterangan sejarah yang cukup jelas tentang asal usul batik. Ada yang menduga teknik ini berasal dari bangsa Sumeria, kemudian dikembangkan di Jawa setelah dibawa oleh para pedagang India. Saat ini batik bisa ditemukan di banyak negara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, India, Sri Lanka, dan Iran. Selain di Asia, batik juga sangat populer di beberapa negara di benua Afrika. Walaupun demikian, batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik yang berasal dari Indonesia, terutama dari Jawa.

Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.

Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB. UNESCO menunjuk batik Indonesia sebagai mahakarya warisan budaya manusia pada 2 Oktober 2009.

Dalam cara pembuatannya yang alami, semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain seperti sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain.

Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.

Secara umum, ada 2 (dua) jenis batik, yakni batik tulis dan batik cap. Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan. Sedangkan batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.

Dalam dunia IT, ada prestasi lainnya di dunia IT juga yang terkait dengan batik. Pada perhelatan ICT Award 2008 salah satu pemenangnya adalah Pixel People Project dari Bandung. Tim beranggotakan tiga orang ini mengembangkan aplikasi bermanfaat yang mereka sebut Batik. Aplikasi yang dibangun di atas platform Java ini dipakai untuk mendesain motif batik dengan menggunakan rumus matematika fractal. Motif batik yang dihasilkan memiliki keunikan dari segi visual dan gaya yang kontemporer yang mereka sebut sebagai Batik Fractal. Inovasi ini kini telah menerima penghargaan UNESCO Award of Excellence 2008. Suatu kebanggan tersendiri bagi Indonesia.

Aplikasi ini hanya membantu dalam penggalian bentuk generatif suatu motif batik. Untuk produksi batiknya sendiri, tetap dilakukan secara tradisional, dengan canting dan lilin, seperti yang kini telah mereka lakukan melalui kerja sama dengan Rumah Batik Komar Bandung, Studio Batik Hasan Bandung dan pembatik tradisional di Pekalongan.

Aplikasi yang mereka buat berbasis open source, siapapun bisa mengunduhnya. Namun sayangnya, saat ini (mungkin karena dalam proses perbaikan), aplikasi ini belum bisa diunduh dari situs mereka. AD